Lulus sebagai epidemiolog, hal yang
belum pernah terlintas bahkan setelah namaku tercatat secara resmi sebagai
mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip, namun sejak beberapa minggu ini
menjadi trending topic dipikiranku.
Sejak aku mengambil kertas pilihan peminatan bertuliskan “Epidemiologi dan
Penyakit Tropik”. Belum begitu menyelami apa dan bagaimana isi dalam peminatan
ini sebenarnya, tapi entah bagaimana tangan ini menuntun untuk melangkah lebih
jauh ber-ma’rifat dengan bidang ini.
Tentu ada campur tanganNya kan.. J
Setelah dengan ketetapan hati
menginjakkan kaki di Epidemiologi dan Penyakit Tropik -sebut saja Epid-, aku
mulai berpikir “akan jadi apa aku nanti?”. Epidemiolog? Jelas!. Namun, bagiku
ada 2 jenis epidemiolog, pertama in the
name of epidemiolog, kedua epidemiolog
in the name. In the name of
epidemiolog atau “atas nama epidemiolog” aku definisikan lulusan
epidemiologi yang ilmunya terpakai, artinya ia mengabdi tepat bidang. Epidemiolog in the name atau “namanya sih
epidemiolog” aku artikan kebalikannya, mengabdi diluar bidang epidemiologi. Aku
milih yang mana? Jelas yang pertama.
Aku ingin menjadi yang pertama. Aku
membayangkan semua orang di belahan bumi tahu status kesehatan mereka sendiri
dengan data yang telah terdiseminasi oleh para epidemiolog. Bukankah untuk
menyelesaikan suatu masalah harus tahu dulu bagaimana kondisi sekitar sehingga
dapat diambil apa sebenarnya akar permasalahan timbulnya masalah tersebut. Jika
semua orang menyadari bagaimana status kesehatan mereka sendiri maka masalah
kesehatan yang ada akan lebih mudah terpecahkan. Menurut kesimpulanku selama
ini, sebuah kelompok masyarakat bahkan tidak tahu bahwa mereka sebenarnya
berisiko terhadap penyakit tertentu. Mereka tidak tahu bahwa banyak orang di
kelompok mereka terinfeksi penyakit tertentu, dan karena ketidaktahuan itulah
tentu saja mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk tidak ikut
terinfeksi. Adanya data yang terdiseminasi dari para epidemiolog tentu sangat
dibutuhkan sebagai dasar penentuan kebijakan kesehatan yang tepat berdasarkan
masalah yang ada. Dampak dari ke-tahu-an masyarakat tentang status kesehatan
mereka dan terbentuknya kebijakan kesehatan yang tepat tentu akan mengalir pada
menurunnya Kejadian Luar Biasa (KLB). Sehingga terdiseminasinya data oleh
epidemiolog secara kontinyu akan mencagah adanya new emergency disease yang akhir-akhir ini bahkan menjadi pe-er organisasi kesehatan dunia.
Sepertinya apa mimpiku sebagai lulusan
epidemiologi sudah tergambar jelas. Masyarakat bumi tidak buta akan status
kesehatan mereka sendiri. Selesai.